Site icon POKOKBERITA TEMPATNYA SEMUA KEJADIAN TERKINI YANG ADA DI INTERNASIONAL

Pertama Kalinya Medsos Gantikan TV sebagai Sumber Berita

85469f33-f66b-42e9-b1e0-4a5f0b2c4085

Pertama Kalinya Medsos Gantikan TV sebagai Sumber Berita.

Perubahan besar dalam lanskap informasi global tengah terjadi. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, media sosial (medsos)

resmi melampaui televisi sebagai sumber utama berita bagi masyarakat di berbagai belahan dunia.

Hal ini didasarkan pada hasil survei dan riset lembaga media internasional yang menunjukkan tren

pergeseran perilaku konsumsi informasi secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, media sosial telah berkembang dari sekadar

platform berbagi foto dan opini pribadi, menjadi ruang utama untuk mencari, membaca, dan membagikan berita terkini.

Platform seperti Facebook, X (dulu Twitter), Instagram, TikTok, dan YouTube kini memainkan peran dominan dalam membentuk

opini publik dan menyebarkan informasi secara real-time.

Pertama Kalinya Medsos Gantikan TV sebagai Sumber Berita

Hasil Riset dan Data Global

Laporan tahunan Digital News Report 2025 yang dirilis oleh Reuters Institute for the Study of Journalism

mencatat bahwa lebih dari 53% responden global mengaku mengakses berita harian mereka melalui media

sosial, sementara hanya 35% yang masih mengandalkan televisi sebagai sumber utama berita.

Tren ini terlihat paling menonjol di kalangan usia muda, khususnya kelompok usia 18–34 tahun, yang cenderung menggunakan

smartphone dan aplikasi medsos sebagai alat utama konsumsi berita. Televisi mulai kehilangan daya tarik

terutama karena keterbatasannya dalam kecepatan penyajian informasi dan format yang dianggap kaku oleh generasi digital.

Faktor yang Mendorong Pergeseran

Beberapa faktor utama yang mendorong dominasi media sosial sebagai sumber berita antara lain:

  1. Akses Real-Time
    Media sosial memungkinkan masyarakat mendapatkan kabar dalam hitungan detik. Baik melalui akun resmi media, tokoh publik, jurnalis independen, hingga pengguna biasa, semua informasi tersedia secara langsung tanpa harus menunggu jadwal tayang seperti di televisi.

  2. Kemudahan Interaksi dan Respons Publik
    Di medsos, pengguna bisa langsung berdiskusi, berkomentar, atau membagikan berita ke jejaring mereka. Interaktivitas ini menciptakan rasa keterlibatan lebih tinggi dibandingkan menonton berita secara pasif di TV.

  3. Personalisasi dan Algoritma
    Platform medsos menawarkan berita sesuai minat dan riwayat aktivitas pengguna. Algoritma secara otomatis menyajikan konten yang relevan, membuat pengguna merasa lebih dekat dengan informasi yang mereka anggap penting.

  4. Format Visual yang Menarik
    Video singkat, grafik, dan tampilan visual yang menarik di medsos memberikan pengalaman konsumsi berita yang lebih ringan dan cepat dicerna, terutama oleh generasi muda.

Tantangan Akurasi dan Hoaks

Meskipun media sosial membawa kemudahan dalam mengakses informasi, peranannya sebagai sumber utama berita juga menimbulkan tantangan serius, khususnya terkait akurasi informasi dan penyebaran hoaks.

Tidak semua berita yang viral di media sosial berasal dari sumber terpercaya.

Dalam banyak kasus, berita bohong atau misleading justru menyebar lebih cepat daripada berita dari media resmi.

Hal ini memaksa pengguna untuk menjadi lebih kritis dan selektif dalam menyaring informasi.

Beberapa platform telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi penyebaran informasi palsu, seperti menambahkan label peringatan, melakukan verifikasi fakta, hingga menurunkan jangkauan konten yang diragukan. Namun, tantangan ini tetap menjadi sorotan utama di era digital.

Dampak terhadap Media Tradisional

Kondisi ini memberikan tekanan besar terhadap media konvensional, khususnya televisi dan surat kabar.

Banyak stasiun TV harus beradaptasi dengan membuka kanal YouTube, akun TikTok, dan media sosial resmi untuk tetap menjangkau audiens muda.

Mereka juga mulai mengubah format penyajian berita menjadi lebih ringkas dan visual, mengikuti pola konsumsi di medsos.

Sebaliknya, beberapa media justru mengeluhkan bahwa dominasi platform digital membuat mereka kehilangan kendali atas distribusi berita dan pendapatan iklan.

Ketergantungan terhadap algoritma media sosial juga membuat jurnalisme profesional harus bersaing dengan konten viral yang belum tentu akurat.

Generasi Muda dan Masa Depan Informasi

Generasi muda kini tidak hanya menjadi konsumen berita, tapi juga produsen informasi.

Dengan hanya menggunakan ponsel, siapa pun bisa merekam kejadian, membagikannya, dan mempengaruhi wacana publik.

Ini menunjukkan bahwa masa depan informasi akan sangat ditentukan oleh masyarakat itu sendiri.

Namun, penting pula adanya literasi digital agar masyarakat dapat membedakan mana informasi valid dan mana yang menyesatkan.

Pendidikan tentang verifikasi sumber, mengenali clickbait, serta pemahaman algoritma harus ditanamkan sejak dini.

Baca juga:Kuasa Hukum Klaim Bank yang Dekati Sritex untuk Berikan Kredit: Bukan Kami yang Approach

Kesimpulan

Fenomena dominasi media sosial sebagai sumber utama berita menandai titik balik dalam sejarah konsumsi informasi global.

Pergeseran ini tidak hanya menggambarkan perubahan teknologi, tapi juga perubahan budaya dan cara berpikir masyarakat dalam menyikapi informasi.

Ke depan, tantangan terbesar bukan sekadar mempercepat akses informasi, tapi memastikan bahwa informasi

yang dikonsumsi publik adalah benar, terpercaya, dan mendidik.

Di tengah derasnya arus digital, kebenaran tetap harus menjadi jangkar utama setiap berita yang kita percaya.

Exit mobile version