
Bos Danantara dan Petinggi Pertamina Gelar Pertemuan, Bahas Apa?
Pertemuan antara Bos Danantara dan jajaran direksi Pertamina menarik perhatian publik dan pelaku industri energi nasional. Keduanya diketahui mengadakan diskusi intensif yang bertujuan memperkuat kolaborasi di sektor energi strategis. Dengan perubahan dinamika pasar global dan tantangan transisi energi, pertemuan ini menjadi momentum penting dalam membangun sinergi antara perusahaan energi besar di Indonesia.
Berikut ulasan lengkap mengenai agenda, isu yang dibahas, dan potensi dampak pertemuan tersebut terhadap masa depan industri energi nasional.

Latar Belakang Pertemuan
Pertemuan ini berlangsung di kantor pusat Pertamina di Jakarta pada 26 April 2025. Dihadiri langsung oleh CEO Danantara, Irfan Mahendra, beserta jajaran manajemen senior, serta Direksi Pertamina yang dipimpin oleh Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama.
Pertemuan ini merupakan bagian dari inisiatif mempererat hubungan antar perusahaan dalam mendukung visi energi nasional yang berkelanjutan dan berbasis inovasi. Ini juga merupakan respons terhadap tantangan industri yang kini semakin terfokus pada pengembangan energi terbarukan dan digitalisasi sektor energi.
Agenda Utama yang Dibahas
Dalam pertemuan tersebut, terdapat beberapa topik utama yang menjadi fokus pembahasan. Kedua belah pihak menyoroti pentingnya membangun sinergi dalam hal berikut:
-
Pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT)
-
Peningkatan kapasitas produksi energi nasional
-
Kolaborasi di bidang infrastruktur migas dan energi
-
Digitalisasi operasional dan pengelolaan data energi
-
Peluang investasi bersama dalam proyek energi hijau
Dengan perubahan tren global menuju energi bersih, kedua perusahaan melihat pentingnya berkolaborasi untuk meningkatkan ketahanan energi nasional sekaligus mendukung target net zero emission Indonesia pada 2060.
Fokus pada Energi Baru dan Terbarukan
Salah satu bahasan terpenting dalam pertemuan ini adalah peluang kerja sama dalam proyek-proyek energi baru dan terbarukan. Danantara, yang dikenal sebagai perusahaan inovatif dalam pengembangan energi bersih, dinilai memiliki keunggulan dalam teknologi energi surya, bioenergi, dan pengelolaan energi terbarukan berbasis komunitas.
Pertamina, melalui sub-holding Pertamina New & Renewable Energy (PNRE), melihat potensi besar untuk menjalin kolaborasi strategis, terutama dalam proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di kawasan industri dan daerah terpencil.
Keduanya berkomitmen untuk mempercepat proyek-proyek EBT melalui skema joint venture ataupun kerja sama operasi.
Baca juga:Ahmad Dhani Tak Masalah Dilaporkan Rayen Pono ke MKD DPR: Itu Typo
Digitalisasi Operasional Energi
Isu digitalisasi dalam industri energi juga menjadi salah satu topik utama yang disoroti. Dengan semakin berkembangnya teknologi berbasis Internet of Things (IoT), big data, dan artificial intelligence (AI), digitalisasi dianggap sebagai langkah krusial dalam meningkatkan efisiensi produksi, distribusi, dan konsumsi energi.
Danantara menawarkan platform digital energy management yang dapat diintegrasikan dengan sistem operasional Pertamina untuk mengoptimalkan penggunaan energi, mendeteksi potensi kebocoran produksi, serta meningkatkan prediksi permintaan pasar.
Kolaborasi ini diharapkan mendorong Pertamina menjadi lebih adaptif terhadap tantangan era industri 4.0, sekaligus meningkatkan keunggulan kompetitifnya di pasar energi global.
Peluang Investasi Bersama
Dalam sesi diskusi investasi, kedua belah pihak membahas peluang untuk mengembangkan proyek-proyek strategis bersama, baik di sektor migas tradisional maupun energi terbarukan.
Beberapa proyek yang dipertimbangkan meliputi:
-
Pembangunan fasilitas produksi hidrogen hijau
-
Pengembangan ladang panas bumi baru di wilayah Sumatera dan Sulawesi
-
Peningkatan kapasitas terminal LNG (Liquefied Natural Gas)
-
Investasi pada pembangkit listrik tenaga angin dan biomassa
Keterlibatan Danantara dalam proyek-proyek ini dipandang dapat memberikan suntikan inovasi dan efisiensi, sedangkan Pertamina memberikan kekuatan dalam hal skala produksi dan jaringan distribusi nasional.
Tantangan yang Dihadapi
Meski peluang kerja sama sangat besar, kedua belah pihak juga menyadari berbagai tantangan yang harus dihadapi, antara lain:
-
Regulasi energi terbarukan yang masih dalam tahap penyempurnaan
-
Biaya investasi awal yang tinggi untuk proyek energi hijau
-
Ketidakpastian harga komoditas energi di pasar global
-
Keterbatasan infrastruktur pendukung di daerah-daerah terpencil
Untuk mengatasi tantangan ini, Danantara dan Pertamina sepakat membentuk tim kerja bersama yang bertugas mengkaji aspek teknis, komersial, dan regulasi dalam setiap proyek yang akan dijalankan.
Pernyataan Resmi dari Kedua Pihak
Setelah pertemuan, kedua belah pihak mengeluarkan pernyataan resmi yang menunjukkan optimisme terhadap kerja sama ini.
CEO Danantara, Irfan Mahendra, mengatakan, “Kami percaya bahwa sinergi dengan Pertamina akan menghasilkan kontribusi nyata dalam mendukung ketahanan energi nasional dan transisi energi yang lebih bersih di Indonesia.”
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menyampaikan, “Pertamina menyambut baik kolaborasi ini sebagai bagian dari komitmen kami untuk mempercepat transformasi energi nasional, menghadirkan solusi berkelanjutan, dan berkontribusi dalam target emisi nol bersih Indonesia.”
Dampak yang Diharapkan
Jika kerja sama ini berjalan sukses, dampak positif yang diharapkan antara lain:
-
Peningkatan produksi energi hijau nasional
-
Penurunan emisi karbon dari sektor energi
-
Penciptaan lapangan kerja baru di bidang energi terbarukan
-
Transfer teknologi energi bersih kepada tenaga kerja lokal
-
Penguatan posisi Indonesia di pasar energi global sebagai pemain penting dalam energi terbarukan
Kolaborasi ini juga diharapkan dapat mempercepat pencapaian target bauran energi nasional sebesar 23% dari energi terbarukan pada tahun 2025.
Kesimpulan
Pertemuan antara Bos Danantara dan Petinggi Pertamina menjadi tonggak baru dalam upaya memperkuat sinergi antara perusahaan nasional di sektor energi.
Dengan fokus pada pengembangan energi baru dan terbarukan, digitalisasi, serta investasi strategis, kerja sama ini diharapkan membawa dampak besar terhadap ketahanan dan transformasi energi Indonesia ke depan.
Di tengah tantangan global, langkah-langkah kolaboratif seperti ini menjadi kunci untuk mewujudkan sistem
energi nasional yang lebih bersih, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi.
Masyarakat kini menantikan realisasi nyata dari rencana besar ini, yang diharapkan membawa perubahan positif tidak hanya bagi industri, tetapi juga bagi masa depan bangsa.